Tidak semestinya untuk seorang muslim meremehkan perkara hutang piutang, Karena kalau hal ini dilaksanakan maka sama saja orang tersebut sudah menyepelekan hal ruh dan akhiratnya.
Sahabatku, Islam merupakan agama yang sempurna, Selain menata hubungan antara insan dengan Rabbnya, Islam pun mengatur hubungan antara insan dengan insan dan makhluk lainnya.
Dalam urusan ini, Islam menata hubungan interaksi sesama insan dengan teknik yang terbaik. Islam mengajarkan sekian banyak akhlaq dan mu'amalah yang baik dalam seluruh transaksi yang dibetulkan dan disyari’atkan, Sebagai contoh merupakan transaksi jual beli, sewa menyewa, gadai tergolong dalam urusan ini merupakan transaksi pinjam meminjam atau utang piutang.
Utang piutang adalah satu jenis muamalah yang dibetulkan syari’at Islam. Transaksi ini wajib dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam, tak boleh menipu, tak boleh ada bagian riba, tak boleh terdapat kecurangan dan kebohongan, dan yang perlu diacuhkan adalah, hutang harus dibayar.
Selain itu, masing-masing transaksi utang piutang harus disalin atau ditulis nominal serta masa-masa pelunasannya. Ini sebagai janji dan janji harus ditepati. Jika ketika jatuh tempo memang belum sanggup untuk membayar, maka ucapkan pada yang menyerahkan hutang bahwa anda belum sanggup membayarnya pada hari atau pekan ini atau bulan ini dan mohon tempo lagi, supaya diberi kelonggaran masa-masa pada hari, atau pekan, atau bulan berikutnya.
Dalam sejumlah hadits, Baginda Rasulullah SAW pernah menyatakan tentang musibah besar untuk siapa saja yang berhutang tetapi tak melunasinya, diantaranya merupakan sebagai berikut,
1. RUH SEORANG MUKMIN AKAN TERKATUNG-KATUNG (TERTAHAN) PADA HUTANGNYA HINGGA DILUNASI
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :
نَفْسُ الْـمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّىٰ يُقْضَى عَنْهُ
Jiwa seorang mukmin tersebut terkatung-katung dengan karena utangnya hingga hutang dilunasi. (HR. Ahmad)Bahkan, Rasulullah pernah menjelaskan, sekalipun seorang mukmin itu mati dalam suasana syahid, hutang pun bakal tetap ditangguhkan
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُغْفَرُ لِلشَّهِيْدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ
Orang yang mati syahid dimaafkan seluruh dosanya, kecuali utang (HR. Muslim)2. SIAPA SAJA YANG MATI NAMUN BELUM MELUNASI HUTANG, MAKA SURGA HARAM BAGINYA
Sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah SAW,
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى جَنَازَةٍ فَقَالَ أَهَا هُنَا مِنْ بَنِى فُلاَنٍ أَحَدٌ . قَالَهَا ثَلاَثاً فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- مَا مَنَعَكَ فِى الْمَرَّتَيْنِ الأُولَيَيْنِ أَنْ تَكُونَ أَجَبْتَنِى أَمَا إِنِّى لَمْ أُنَوِّهْ بِكَ إِلاَّ لَخَيْرٍ إِنَّ فُلاَناً - لِرَجُلٍ مِنْهُمْ - مَاتَ إِنَّهُ مَأْسُورٌ بِدَيْنِهِ . قَالَ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ أَهْلَهُ وَمَنْ يَتَحَزَّنُ لَهُ قَضَوْا عَنْهُ حَتَّى مَا جَاءَ أَحَدٌ يَطْلُبُهُ بِشَىْءٍ
Samurah bin Jundub berkata: “Kami pernah bersam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di hadapan seorang jenazah, kemudian beliau bersabda: “Apakah disini terdapat seorang dari Bani Fulan?”, beliau bertanya tersebut sebanyal tiga kali, kemudian seorang berdiri, maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya: “Apa yang menahanmu pada yang kedua dan ketiga kalinya kepada menjawabku, aku tidak bakal menyebutnya di hadapanmu kecuali kepada kebaikan, bahwasannya si fulan –salah satu dari family mereka- ia meninggal dan ia terbendung dengan hutangnya”, ia (Samurah) berkata: “Sungguh aku telah menyaksikan keluarganya dan siapa saja yang kecil hati untuknya melunasi hutangnya, sampai-sampai tidak terdapat seorangpun yang menagih sesuatu kepadanya.” (HR. Ahmad)Syeikh Abdul Muhsin Al Abbad berkata:
أي: محبوس عن دخول الجنة.
“Maksud dari “ia terbendung dengan hutangnya” merupakan ia terbendung dari masuk surga.Allohumma inni a'udzubika minal hammi wal hazani, wa'audzubika minal ajzi wal kasali, wa'audzubika minal jubni wal bukhli, wa a'udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali
(Ya Allah.. bahwasannya aku berlindung untuk Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung untuk Engkau dari lemah dan malas, Aku berlindung untuk Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung untuk Engkau dari desakan hutang dan kesewenang-wenangan manusia)
Amiin Ya Rabbal 'Alamiin..
TOLONG JANGAN ABAIKAN SETELAH MEMBACA ARTIKEL INI, BAGIKAN KEPADA TEMAN ANDA DI MEDIA SOSIAL SEMOGA ANDA MEMPEROLEH PAHALA KEBAIKAN AMIIN
" Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, baginya laksana pahala yang melakukannya. " (HR. Muslim)
0 Response to "Sering Berhutang?? Ini Ancaman Allah Bagi Yang Enggan Melunasi Hutangnya"
Posting Komentar