Dahulu, rahim ibu cuma dianggap sebagi ruang tunggu untuk janin hingga waktunya ia dilahirkan.
Kini, rahim disadari dapat menjadi suatu ruang ruang belajar untuk menstimulus kepintaran janin.
Verny T & Kelly J menuangkan penelitiannya dalam kitab berjudul Secret Life of The Unborn Child. Kedua peneliti ini mengemukakan, bahwa pada umur tertentu, janin telah dapat memisahkan mana kondisi atau situasi yang mengasyikkan dirinya, dan mana yang membuatnya tidak nyaman.
Janin akan menyerahkan reaksi melewati gerakan-gerakan. Mereka pun menemukan, situasi stres yang dilangsungkan lama pada ibu mengandung akan memprovokasi janin melewati pengeluaran hormon yang masuk dalam peredaran darah.
Tubuh seseorang bakal memproduksi hormon yang mempunyai nama kortisol secara berlebihan dalam suasana stres. Yang berdampak tekanan darah menjadi tinggi, dada terasa sesak, dan emosi yang tidak stabil.
Pada ibu hamil, hormon kortisol bakal sampai ke plasenta dan akhirnya hingga ke janin melewati pembuluh darah. Akibatnya, janin juga menjadi stres. Bila selama mengandung seorang ibu tidak sedikit mengeluarkan hormon kortisol, urusan ini dapat mengangkut pengaruh tidak cukup baik bukan hanya pada dirinya, tetapi pun pada janinnya, bahkan sampai si anak dewasa.
Hormon berlebih yang didapatkan dalam masa-masa lama dan terus-menerus menciptakan hormon itu terakumulasi dalam sistem tubuh janin. Akibatnya, janin terkondisi dengan suasana hormon berkadar tinggi dalam tubuhnya.
Bila suatu ketika dia dihadapkan pada situasi yang bisa menjadi pemicu bertambahnya produksi hormon kortisol dalam tubuhnya, ia bakal menjadi lebih gampang berada dalam situasi stres atau menderita penyakit yang sama laksana yang dirasakan ibunya dahulu saat mengandungnya.
Nah, supaya hormon kortisol tidak diproduksi secara berlebih, ibu mengandung harus sanggup menjaga ketenangan batinnya. Di sinilah pentingnya dzikir, do’a, dan kedekatan dengan Allah SWT sebab dengan teknik ini kita dapat menjadi lebih tenang.
Allah SWT berfirman (arti) : “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan menilik Allah. Ingatlah, melulu dengan menilik Allah-lah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’du 13:28).
Sekarang dikembangkan metode edukasi pada janin yang dilaksanakan dengan menyerahkan stimulasi (rangsang) pada sel-sel benak janin. Caranya dengan memperdengarkan bacaan Al-Qur’an, nasyid, ceramah, dan lain-lain.
Menurut semua ahli, organ-organ tubuh janin berlalu terbentuk pada umur 5 (lima) bulan dalam kandungan. Setelah masa itu, terjadi proses pertumbuhan atau pematangan dari semua sel-sel organ yang sudah terbentuk.
Dan stimulasi pada janin sangat tepat lewat suara. Karena sekitar umur 24 minggu (6 bulan) kehamilan, organ telinga janin telah terbentuk dan bermanfaat secara sempurna.
Bersamaan dengan itu, di umur ini otak janin juga sudah sanggup menerjemahkan rangsang suara.
Jadi, memang benar jika ibu mengandung sering memperdengarkan bacaan Al-Qur’an, dapat merangsang sel-sel benak janin sebelum lahir.
Tapi bukan berarti janin bakal lebih cerdas dengan kapasitas dan volume benak yang lebih besar, sebab bagaimanapun volume benak sudah ditentukan oleh gen masing-masing. Minimal, sel-sel benak sudah diberi stimulasi (rangsang) sedini mungkin sampai ia bisa bekerja lebih optimal.
Kesimpulannya, ibu mengandung sebaiknya memperbanyak mendekatkan diri kepada-Nya supaya jiwanya lebih tenang dan hindari stres sebab akan merugikan janin. Memperdengarkan bacaan Al-Qur’an tidak menciptakan volume otak menjadi lebih besar, tapi dapat merangsang sel-sel benak bekerja lebih optimal, sampai-sampai diharapkan dapat mencerdaskan anak.
TOLONG JANGAN ABAIKAN SETELAH MEMBACA ARTIKEL INI, BAGIKAN KEPADA TEMAN ANDA DI MEDIA SOSIAL SEMOGA ANDA MEMPEROLEH PAHALA KEBAIKAN AMIIN
" Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, baginya laksana pahala yang melakukannya. " (HR. Muslim)
0 Response to "Subhanallah benarkah Bacaan Al-Qur'an Dapat Mencerdaskan Janin? Lihat Disini Jawabannya "
Posting Komentar